Salah satu sutradara paling top yang berasal dari Tiongkok, Zhang Yimou, kembali dengan film fantasi
The Great Wall. Matt Damon (Jason Bourne) menjadi pemeran utama di film Tiongkok termahal ini, Damon juga ditemani oleh Pedro Pascal (Game of Thrones), Willem Dafoe (Spider-Man), Jing Tian (Kong: Skull Island), Andy Lau (Infernal Affairs) dan lain-lain.
The Great Wall menceritakan kisah tentang 2 orang asing yang mencari bubuk hitam di Tiongkok dan tanpa sengaja mencapai tembok besar yang akan diserang oleh para monster Tao Tie.
PositivesIt’s a really beautiful looking movieIt’s Zhang Yimou’s movie, of course it will look beautiful. Zhang Yimou yang memang terkenal karena kemampuannya dalam menunjukkan visual yang indah kembali menunjukkan kehebatannya. Dari sejak film dimulai kita sudah dapat melihat visual yang indah. Para pasukan penjaga tembok terlihat elegan dan
badass di saat yang bersamaan.
Attention to detail untuk desain kostum patut untuk dipuji, perbedaan warna untuk setiap pasukan juga memberikan kesan kalau pasukan ini berbeda dari pasukan perang di film-film lainnya. Adegan aksi di film ini juga
well-choreographed, sangat mudah untuk melihat jalannya pertempuran. Jika anda ingin film anda terlihat indah, pilih Zhang Yimou sebagai sutradara karena dia akan membuat film anda terlihat sangat indah.
Damon and Pascal Did Well as This Movie’s AnchorA lot of criticisms were directed towards the white actors because of the perceived whitewashing. Tapi para aktor kulit putih inilah yang mampu menjadi jangkar film ini. William, Tovar dan Ballard terasa seperti karakter manusia normal dibandingkan para karakter-karakter Tiongkok lainnya. Ini memang bukan akting terbaik Matt Damon dan William juga bukanlah tokoh jagoan yang unik, tapi overall Damon setidaknya cukup berhasil membuat para penonton cukup peduli akan nasib William. Predikat MVP di film ini pantas untuk diberikan kepada Pedro Pascal. Pascal yang sudah mencuri perhatian saat tampil di Game of Thrones, kembali menunjukkan kalau dia sangat cocok untuk memainkan karakter bad boy dan anti-hero. Pascal tampaknya menyadari kalau ia tampil di
popcorn movie, dia tidak berakting terlalu serius tapi dia tetap mampu menunjukkan karismanya. William dan Tovar juga mendapatkan
screentime yang cukup dan
characterization yang berbeda dari para karakter Tiongkok yang justru terlihat kaku.
NegativesLogic, Who Needs Logic?Tidaklah mengherankan kalau plot film blockbuster seringkali tidak terlalu terlihat
logical. Tapi di
The Great Wall terlalu banyak adegan yang tidak memakai logika dan akan membuat penonton bertanya-tanya akan keabsurdan adegannya. Ceritanya memang baru mulai seru sejak William dan Tovar mencapai tembok besar, tapi disitu jugalah mulai hilangnya logika film ini. Pertanyaan-pertanyaan seperti:
1. Kenapa Tao Tie muncul setiap 60 tahun sekali? Kenapa tidak setiap hari, setiap minggu atau setiap 44 tahun sekali? Apa istimewanya angka 60?
2. Jika memang belum pernah ada yang membunuh ratu Tao Tie sebelumnya, bagaimana caranya para pasukan mengalahkan Tao Tie di pertempuran sebelumnya?
3. Tao Tie bisa menaiki tembok besar dengan diam-diam di malam hari tanpa terdeksi, kenapa hanya ada 2 monster yang dikirim? Bukankah mereka bisa mengirim 100 atau 200 monster sekaligus? Bagaimana juga 2 monster itu bisa naik tembok kalau dibutuhkan puluhan bahkan ratusan monster untuk menaikinya?
4.
What’s the point of the crane troop? Mungkin
bungee jumping ke kawanan monster terlihat keren, tapi melakukan hal bodoh seperti itu jelas akan membuat para penonton geleng-geleng kepala. Jelas terlihat kalau panah cukup efektif dalam membunuh Tao Tie, bukankah lebih baik kalau mereka memanah saja dibandingkan membuang-buang nyawa hanya untuk terlihat keren?
Masih banyak hal-hal bodoh yang ada di film ini yang akan membuat penonton bertanya-tanya akan logika yang dipakai oleh para karakter di film ini.
So Many Wasted CharactersSure they wear cool armor with different colors, but they are still nobody important. Ada 5 komandan yang memimpin 5 pasukan berbeda, hanya 3 yang namanya disebut. Bahkan komandan merah namanya hanya disebut sekali dan komandan hitam disebut 2-3 kali saja. Nasib serupa juga dialami oleh ahli strategi Wang yang diperankan oleh Andy Lau. Andy Lau mungkin adalah nama paling terkenal dibandingkan aktor-aktris Tiongkok lainnya, tapi tetap saja karakternya tidak mendapatkan waktu yang banyak dan
character development sama sekali. Sejak awal sudah jelas kalau komandan Lin yang akan menjadi karakter Tiongkok utama. Hanya dia saja yang mendapatkan
close-up di adegan perkenalan para komandan. Bisa dilihat di gambar dibawah hanya Lin saja yang tidak memakai helm, karakter utama jarang sekali memakai sesuatu yang bisa menghalangi wajahnya untuk terlihat dengan penuh.
Jing Tian’s ActingJing Tian bisa dibilang adalah
The Chosen One untuk memasuki dunia Hollywood, dia akan membintangi 2 film Hollywood lagi yaitu
Kong: Skull Island dan
Pacific Rim: Uprising. Tidak bisa dipungkiri kalau Jing Tian memiliki penampilan yang menarik,
she is pretty, really pretty. Tapi membutuhkan lebih dari sekedar penampilan menarik untuk menjadi aktris top Hollywood, kemampuan berakting juga sama pentingnya dengan penampilan. Disinilah yang menjadi masalah utama Jing Tian. Jelas Jing Tian harus lebih mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya karena dia terlihat dan terdengar
awkward setiap kali dia berbicara dialog bahasa Inggris.
OverallThe Great Wall is all style but no substance. Turn off your brain and maybe you will enjoy it. Tidak bisa dipungkiri kalau film ini memang terlihat indah, tapi isi yang tidak logis membuat film ini terasa kurang
enjoyable. Jika biasanya di film blockbuster para kaum kulit putih ditampilkan sebagai para pahlawan sempurna, kali ini giliran pasukan Tiongkok yang terlihat sebagai sosok yang
heroic, proud and selfless.
Score: 5/10