Movie Review : Power Rangers
Nostalgia untuk Anda yang tumbuh besar di era 90an. Serial Power Ranger sudah ada berbagai versi dan bentuk, tapi Power Ranger ini mencoba mengangkat kembali Power Ranger yang pertama atau yang orisinil sebelum ada film Power Ranger lainnya.
Power Ranger (2017) ini hadir dengan berbagai aktor dan aktris pendatang baru. Tidak ada nama yang kita kenal sebelumnya. Selain itu Power Ranger tetap berusaha menghadirkan nuansa klasik seperti adanya Alpha 5 dan Zord.
Diluar ekspektasi ternyata film ini tidak dapat berbuat banyak di Box Office. Hanya mampu meraih 134 juta dollar dari budgetnya yang mencapai 100 juta dollar. Sangat disayangkan mengingat banyaknya fans yang mengharapkan film ini. Apa kira-kira kesalahan yang dibuat Power Rangers? Mari kita lihat review selengkapnya.
PositiveNice StoryFilm aslinya cenderung seperti kartun dan tidak terlalu banyak pertentangan. Namun Power Rangers berani mengangkat isu remaja modern seperti pencarian jati diri serta bullying. Cerita dapat dibawakan dengan baik dan mampu menunjukkan kegelisahan para pahlawan muda ini. Isu lesbian yang diangkat oleh Trini, sang ranger kuning memang sempat menjadi bumerang di beberapa negara, namun secara keseluruhan tidak menganggu alur film ini.
Great CastMeskipun bintang baru namun penampilan mereka cukup meyakinkan. Mungkin karena tema yang masih cocok dengan usia masing-masing pemeran. Para pemeran baru ini tampak fresh sesuai dengan jaman sekarang. Terutama untuk para pemeran Rangers.
NegativesToo longFilm ini cukup panjang untuk film anak atau remaja. Power Rangers memiliki durasi dua jam empat menit tepatnya, seharusnya dapat diedit agar tidak terlalu panjang. Alur film memang cepat sehingga tidak terasa melelahkan, namun akan lebih menghibur dengan durasi yang lebih pendek.
Too much CGI?Sejatinya film ini memang harus dipenuhi dengan berbagai efek grafis. Namun dengan banyaknya film superhero serupa, Power Rangers hadir di titik jenuh berbagai film yang memanfaatkan efek serupa. Tidak ada yang salah dengan trik CGI yang luar biasa, namun sayangnya hal itu membuat Power Rangers tidak memiliki nilai tambah.
No Morphin timeTampaknya Saban melupakan bahwa sebagian besar atau mungkin malah hampir seluruh fans Power Rangers berusia lebih tua dan ingin bernostalgia dengan masa kecilnya. Berbagai hal khas Power Rangers tampak menghilang pada film remake ini. Paling sederhana adalah ujaran Its Morphin Time yang sedikit sekali terdengar di film ini.
Kesimpulan
Bagaimanapun juga, film ini adalah remake. Tujuannya adalah untuk mengambil sebanyak mungkin penggemar lama dan memperkenalkannya pada generasi baru. Sayangnya tujuan yang pertama tidak diperhatikan oleh para pembuat film Power Rangers. Power Rangers masih tetap menghibur untuk ditonton dan menyenangkan. Semoga sekuelnya akan bisa lebih baik.
Movie detail