a a a a a a a
logo
BANNER Banner Header Home

REVIEWS

La La Land (2016) Review

La La Land (2016) Review
Film pemenang 7 Golden Globe La La Land telah tayang di Indonesia. La La Land adalah film komedi romantic musikal yang disutradarai oleh Damien Chazelle. Chazelle sendiri pernah menyutradarai film Whiplash yang juga mempunyai tema tentang musik. Ryan Gosling (Drive) dan Emma Stone (Birdman) didapuk menjadi aktor dan aktris utama di film ini. Gosling dan Stone berperan sebagai musisi dan aktris yang bertemu dan jatuh cinta di Los Angeles, perjalanan cinta dan karir mereka menjadi inti cerita dari film ini.



Positives

Fantastic Songs

Salah satu bagian paling penting dalam film musikal jelas adalah kualitas dari lagu-lagu di filmnya dan La La Land sukses menghadirkan lagu-lagu yang tidak hanya catchy tapi juga cocok dengan suasana filmnya. La La Land adalah kolaborasi kedua untuk sang komposer Justin Hurwitz dengan Chazelle yang merupakan teman satu universitas setelah Whiplash. "Another Day of Sun", "Someone in the Crowd", "Mia and Sebastian's Theme", "City of Stars", "Planetarium" dan "Audition (The Fools Who Dream)" adalah contoh dari keterampilan Hurwitz dalam menciptakan lagu.



Fantastic Choreography and Cinematography

Musical sequences di La La Land tidak hanya enak didengar tapi juga indah untuk dilihat karena koreografi dan sinematografi yang brillian. Semua adegan musikal di film ini banyak memakai long take yang membuatnya terlihat lebih impresif. Adegan romantis di Planetarium dan Epilogue juga pantas diberikan nilai plus. Acungan jempol pantas untuk diberikan kepada Linus Sandgren yang mampu membuat film ini terlihat begitu indah.



Stone and Gosling’s Award-Worthy Performances

Gosling dan Stone kembali beradu akting untuk yang ketiga kalinya di film ini setelah sebelumnya mereka bermain di film Crazy, Stupid, Love dan Gangster Squad sehingga tidaklah mengherankan kalau mereka memiliki chemistry yang sangat cocok. Tidak hanya chemistry yang cocok, mereka juga tampil maksimal dalam memerankan karakter mereka. Karisma yang mereka tunjukkan mampu membuat para penonton menjadi tertarik dengan Sebastian dan Mia. Jika harus memilih MVP di film ini, Stone yang akan menjadi pilihan karena dia tampil sedikit lebih bagus dibandingkan Gosling.



The Ending

Awesome ending, that’s the only thing that can be said without spoiling anything.






Negatives

It’s a Really Really Slow Movie

La La Land sure takes it’s time to reach the conclusion, act pertama dan kedua terasa sangat lambat dan sedikit membosankan. Pelannya film ini dalam menceritakan perjalanan Sebastian dan Mia bisa membuat penonton merasa bosan dan kehilangan fokus. Cerita mereka memang ditampilkan dengan baik dan realistis, hanya saja apakah memang dibutuhkan waktu 2 jam 8 menit untuk menceritakannya ?



Stone and Gosling’s Singing and Dancing

Ok, they are not horrible singers and dancers, but they are not good singers and dancers as well. To be fair Stone masih bisa mendapatkan nilai pass sebagai penyanyi dan penari, tapi Gosling jelas bukan penyanyi dan penari. Adegan yang semestinya menjadi adegan paling ikonik di film ini adalah adegan saat Sebastian dan Mia berduet menari tap dance, tapi mereka malah terlihat awkward saat menari dan adegan tersebut hanya terselamatkan oleh sinematografi yang indah. Lain halnya dengan John Legend, Legend adalah penyanyi yang bagus tapi bukan aktor yang bagus.



Lack of Explanation about the Ending

Yes, the ending is awesome. However, it lacks one crucial explanation that downgrades it a bit.






Overall

La La Land is a technical marvel that starts slow but ends it with memorable ending. Musik yang bagus, akting yang brilian dan sinematografi yang indah membuat La La Land menjadi film yang brilian secara teknikal. Hanya saja cerita yang lambat bisa membuat penonton kehilangan interest sebelum mencapai ending yang tidak terlupakan.

Score: 7/10
COMMENTS

Relatest News

7 Tips Meningkatkan Karir

7 Tips Meningkatkan Karir

Atomic Habits

Atomic Habits

Satu Jam

Satu Jam