a a a a a a a
logo
BANNER Banner Header Home

REVIEWS

Don’t Breathe Review

Don’t Breathe Review
Film ini fokus pada 3 karakter Rocky (Levy), Alex (Minnette) dan Money (Zovatto), yang tinggal di kota yang sudah bangkrut dan menakutkan, Detroit. Digambarkan scene di rumah yang rusak, jalan tidak menarik, dan tetangga yang jauh dan tidak menyenangkan. Ketiga orang ini memanfaatkan situasi ini dan targetnya milioner yang sudah tua dan ada masalah penglihatan. Target mereka baru saja mendapat USD 300 ribu dari kematian putrinya. Namun yang tidak diduga adalah target mereka sangat mengerikan, kuat, dan mematikan.

Target mereka mengerikan bukan saja dengan aksi brutal namun ketidakmampuan fisiknya mengingatkan kita bahwa dia masih manusia biasa. Target mereka kuat, dan bahkan lebih kejam dari anjing penjaganya. Sampai di titik ini, cerita masih biasa, dengan penolakan dari kehidupan 3 remaja ini. Namun target mereka yang sudah mengenali dengan baik lokasi tersebut membuat rute pelarian menjadi terbatas.

Karakter

• Target, Stephen Lang, peran antagonis yang luar biasa, dibawakan sangat menakutkan. Ekspresi rentan, sedih, marah, depresi, dan putus asa ditampilkan dengan visual, tidak perlu dialog untuk menggambarkannya.

• Levy, berperan dengan sangat baik. Visual gambaran ketakutan di matanya, penderitaan, dan tekad untuk keluar dari situasi buruk.

Kekuatan

• Karakter yang ditampilkan cukup mendukung jalan cerita, dan unik. Mereka melawan ketakutan diri sendiri dan dengan baik digambarkan oleh Pedro Luque.

• Karakter digambarkan ada saat simpati, kasih sayang, penghinaan, dan kebencian.

• Scene yang digambarkan membuat tokoh dan bahkan penonton ikut terbawa untuk memikirkan bersama jalan keluar, melarikan diri, dan lari dari keadaan yang makin memburuk.

• Kamera cukup baik menampilkan scene, membuat kita ikut merasakan apa yang terjadi, dan bahkan apa yang ikut dirasakan oleh mereka ketika sesuatu tidak terlihat.

• Sinematografi bagus dengan sudut lebar, fokus lama di scene terbaik, dan terkesan hidup. Lebih menonjolkan pada visual dan musik dibandingkan dialog.

• Musik nya mengikuti setiap scene sehingga makin mencekam. Ada suara debar jantung saat situasi mencekam, terutama dari buruk menjadi sangat mengerikan.

• Film ini seperti film Alfred Hitchcock, yang menonjolkan tidak hanya dari sisi sinematografi, namun perasaan ketakutan dan superior targetnya.

• Film horor yang tidak menonjolkan hantu dan kerasukan, namun lebih kepada cerita sebenarnya, penjahat fisik, dan kondisi yang bisa dialami semua orang.

Kelemahan

• Dari sisi kejahatan, biasa saja. Cerita dari 3 orang yang ingin merampok namun targetnya lebih mahir. Di sisi lain, lingkungan rumah terlalu sepi, sangat sedikit pejalan kaki.

• Meminjam scene umum, seperti Panic Room.

• Jalan cerita agak panjang, berlarut-larut, dan masih bisa dipotong sekitar 10-15 menit.

Nilai 80 dari 100
COMMENTS

Relatest News

Satu Jam

Satu Jam

Sir Bobby Charlton

Sir Bobby Charlton

Ego

Ego