a a a a a a a
logo
BANNER Banner Header Home

REVIEWS

Assassin’s Creed (2016) Review (Spoilers)

Assassin’s Creed (2016) Review (Spoilers)
Usaha terbaru 20th Century Fox dalam mencari franchise terbaru adalah Assassin's Creed. Film yang diadaptasi dari franchise video game bernama sama ini menampilkan nama-nama besar seperti aktor peraih nominasi Oscar, Michael Fassbender, aktris pemenang Oscar, Marion Cotillard, dan aktor pemenang Oscar, Jeremy Irons.

Film adaptasi video game biasanya mendapatkan persepsi negatif setelah banyak munculnya film-film gagal seperti Street Fighter, House of the Dead, Alone in the Dark dan lain-lain. Apakah Assassin's Creed dapat memutus persepsi buruk film-film adaptasi video game atau justru akan memperpanjang daftar kegagalan?

Positives

Nice Looking Costumes

Salah satu hal paling ikonik di franchise Assassin's Creed adalah kostum para Assassins. Kostum para Assassins seperti Altair, Ezio, Connor dan lain-lain terlihat sangat keren dan badass. Kostum yang dipakai oleh Aguilar, Maria dan lain-lain terlihat sangat faithful dengan kostum yang ada di game nya. Tidak hanya kostum saja, hidden blade pun muncul sama seperti di game.

Cool Action Scene. At First


Game Assassin's Creed dikenal dengan gerakan-gerakan parkour yang lincah dan film ini menampilkan adegan kejar-kejaran antara para Assassins dan Templar yang memperlihatkan kemampuan parkour para Assassins. Adegan kejar-kejaran ini terlihat unik, seru dan menegangkan. Adegan bertarung pun terlihat bagus karena gaya bertarung para Assassins yang unik. Assassins mempunyai gaya bertarung yang mengandalkan kecepatan sehingga film ini harus menampilkan koreografi yang baik. Bisa dibilang kalau film ini berhasil menunjukkan adegan aksi yang baik di awal film.

Negatives

Action Scenes Become Repetitive

Walaupun adegan aksi di awal film terlihat baik, tidak adanya inovasi dan perubahan membuat adegan-adegan aksi berikutnya terlihat membosankan. Sesuatu hal yang terlihat keren dan badass saat terlihat untuk pertama kalinya akan terlihat membosankan saat kita telah melihatnya untuk yang ke sepuluh kalinya. Tidak hanya repetitive, tapi beberapa adegan (terutama di akhir film) tidak diedit dengan baik. Terlihat jelas kalau speed adegan saat Callum Lynch dan 3 Assassins lainnya bertarung melawan para penjaga Abstergo dipercepat. Mungkin itu adalah usaha untuk membuat para Assassins terlihat lebih lincah, hanya saja menambah kecepatan film hanya membuat adegan ini terlihat awkward and amateurish.

Poor Characters

What’s wrong with the characters? EVERYTHING. Memiliki karakter yang menarik adalah hal yang penting dalam sebuah film. Tanpa karakter yang menarik sulit bagi penonton untuk benar-benar fokus terhadap film. Tidak adanya satupun karakter yang menarik di Assassin's Creed menjadi masalah besar. Callum Lynch tidak memiliki motivasi yang jelas hingga di akhir film dimana ia akhirnya bergabung dengan tim Assassins. Kita tidak tahu apapun tentang Aguilar kecuali dia adalah seorang Assassin. Sofia memiliki karakterisasi yang OK hingga di akhir film dimana motivasinya mendadak berubah-ubah dengan cepat. Alan tampil sebagai villain standar tanpa karakterisasi sama sekali. Sulit untuk merasa peduli terhadap karakter-karakter di film ini karena lemahnya karakterisasi semua karakter. Para aktor dan aktris top yang bermain di film ini pun tidak mampu menyelamatkan karakter mereka. Cotillard dan Irons terlihat berada di dalam auto-pilot mode, sedangkan Fassbender terlihat berusaha sebaik-baiknya tapi lemahnya skrip membuatnya tidak mampu berbuat banyak.

Unnecessary Complicated Storyline

Para fans video game Assassin's Creed mungkin tidak akan mengalami masalah mengerti tentang jalan cerita film ini. Hanya saja non-fans akan mengalami masalah karena banyaknya informasi dan informasi nya pun tidak diberikan dengan jelas dan menyeluruh. Assassin's Creed memiliki kesalahan yang sama seperti Warcraft dimana mereka berusaha untuk menciptakan franchise baru dengan film pertama yang fokus menjelaskan tentang dunia mereka. Penjelasan yang berlebihan membuat para non-fans sulit untuk mengerti secara menyeluruh tentang jalan cerita. Film ini berulang kali menjelaskan kalau Apple of Eden adalah sebuah artifak penting yang bisa menaklukan manusia, tapi tidak dijelaskan asal usul dan bagaimana apel itu bekerja. Ending yang terburu-buru membuat cerita film ini terasa semakin aneh. Tidak jelas bagaimana Callum dapat mengambil apel itu dengan mudah padahal dia berada di tengah-tengah markas besar Templar, sulit untuk percaya kalau Templar yang sepanjang film terlihat hati-hati tidak memiliki penjagaan yang ketat.

Dodgy CGI

Level CGI untuk film sekelas Assassin's Creed yang mempunyai budget produksi sebesar $125 Juta jelas cukup mengecewakan. Disaat film seperti Jungle Book sudah mampu menampilkan binatang-binatang CGI dengan meyakinkan, Assassin's Creed justru gagal menampilkan elang CGI yang malah tampil berkali-kali. CGI di beberapa adegan aksi juga terlihat kurang meyakinkan.

Overall

Assassin's Creed continues the streak of bad video games movies. Karakter yang membosankan, jalan cerita yang membingungkan, adegan action yang repetitif membuat Assassin's Creed menjadi film membosankan yang tidak layak ditonton.

Score: 4/10
COMMENTS

Relatest News

Satu Jam

Satu Jam

Sir Bobby Charlton

Sir Bobby Charlton

Ego

Ego