Yoshihide Suga lahir di Yuzawa, Akita, Jepang, 6 Desember 1948 adalah seorang politikus Jepang yang sejak September 2020 menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang dan Presiden Partai Demokrat Liberal menjadikannya Perdana Menteri pertama pada era Reiwa. Suga adalah anak petani, sejak kecil hingga remaja, Suga biasa bekerja di ladang keluarga. Ia diharapkan akan meneruskan usaha ayahnya. Semasa SMA, ia dikenal sangat pendiam. “Orang tidak tahu, dia ada atau tidak”, kata teman SMA Suga, Hiroshi Kawai. Selepas SMA Suga memutuskan pergi dari Akita dan merantau ke Tokyo. Seperti dilaporkan Kyodo News, Suga menyebut keputusannya itu sebagai lari dari rumah. Karena itu, ia harus mencari sendiri biaya hidup selama di Tokyo dengan bekerja di pabrik kardus dan pasar ikan. Pada tahun 1969, ia mulai belajar hukum di Universitas Hosei. Universitas itu dipilih karena uang kuliahnya murah dan bisa dibayar dari hasil kerjanya. Selama kuliah, ia menghabiskan waktu sebagai satpam, pembantu di kantor koran, dan aneka pekerjaan lain. Ia tidak terpikir untuk terjun ke dunia politik ataupun unjuk rasa.
Setelah lulus kuliah dan menjadi sarjana hukum pada tahun 1973, Suga tetap tak tertarik pada politik. Baru pada usia 27 tahun seperti dilaporkan Japan Times, Suga membuat keputusan yang menjadi awal perjalanannya menuju kursi PM Jepang. Ia bergabung dengan tim pemenangan, lalu menjadi sekretaris Hikosaburo Onagi, Onagi adalah anggota parlemen Jepang sejak 1969. Selama 11 tahun bekerja untuk Onagi, Suga belajar seluk beluk politik, kemudian membuat keputusan nekat lainnya yakni mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Kota Yokohama. Ia mendatangi total 30.000 rumah pemilih dan berkampanye sendirian di stasiun dan terminal yang saat itu tidak lazim. Hasilnya, ia menjadi anggota dewan Kota Yokohama sejak 1987 hingga 1996. Pada tahun 1996, Suga terpilih sebagai anggota parlemen Jepang. Beberapa tahun di parlemen ia mulai dekat dengan Abe. Kedekatan itu berujung pada penunjukkan Suga sebagai Menteri Komunikasi di kabinet Abe I (2006–2007).
Di kabinet Abe II (2012–2020), Suga menjadi sekretaris kabinet sekaligus juru bicara pemerintah. Sebagai anggota parlemen sekaligus anggota kabinet, Suga memulai harinya dengan bangun setiap hari pukul 05.00. Status sebagai juru bicara membuatnya harus tahu isu-isu terbaru. Selain konferensi pers, ia kerap menghadiri lebih dari 20 rapat pada pukul 09.00 hingga pukul 19.00. Untuk kegiatan sepadat itu, ia punya dua resep utama menjaga kebugaran. Setiap pagi, ia sit up 100 kali dan berjalan selama 40 menit. Menu makan siangnnya lebih kerap mi soba dingin. Di malam hari, ia tidak banyak makan.
Suga bukan berasal dari keluarga politisi. Berbeda dengan PM Shinzo Abe yang ia gantikan. Dua kakak Abe adalah PM dan ayahnya menteri luar negeri Jepang. Dalam politik Jepang, latar belakang keluarga amat penting dan jabatan politik kerap diwariskan dari ayah kepada anak. Abe menjadi menjadi anggota parlemen sejak 1993 dari daerah pemilihan yang mengantarkan ayahnya, Shintaro sebagai anggota parlemen.
# Hanya kerja keras, ketekunan dan sikap pantang menyerah yang menjadi modal Yoshihide Suga untuk meraih posisi yang nyaris mustahil didapat anak petani Stroberi dari Provinsi Akita meraih posisi tertinggi dalam politik Jepang, yakni Perdana Menteri.