Jean-Dominique Bauby, ia adalah pemimpin redaksi majalah Perancis “Elle”. Pada tahun 1997 ia meninggal di usia 44 tahun setelah menyelesaikan memoir yang “ditulisnya” secara istimewa dan diberinya judul Le Scaphandre et Le Papillon (The Diving Bell and The Butterfly), yang mengisahkan tentang sang pemimpin redaksi itu. Pada tahun 1995 Jean terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut “Locked-in Syndrome”, kelumpuhan total yang ia sebut “seperti pikiran di dalam botol”. Memang Jean masih bisa berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kiri. Jadi itulah caranya berkomunikasi dengan para perawatnya, dokter rumah sakit, keluarga dan teman-temannya. Mereka menunjukkan huruf demi huruf dan Jean akan berkedip bila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. “Bukan main”, kata setiap orang yang membaca kisahnya. Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup Jean untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal 3 hari setelah bukunya diterbitkan. Dalam memoir nya ia menulis: “Aku akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini, jika aku bisa menelan ludahku saja”. Bisa dibayangkan, menelan ludahpun ia tak mampu. Selain membuat buku ia mendirikan asosiasi penderita “locked-in syndrome” untuk membantu keluarga penderita. Ia juga menjadi “bintang film” sebagai pemeran utama dalam film yang dibuat TV Perancis yang menceritakan kisah Jean. Ia merencanakan untuk menulis, menulis dan menulis buku selanjutnya. Pokoknya ia hidup “to celebrate life, to do something good for others (Rayakan hidup ini dengan melakukan kebaikan bagi orang lain).
Adakah arti kisah nyata Jean ini buat kita? Betapapun dahsyat masalah kita saat ini, stress berat, konflik batin dengan diri sendiri maupun orang lain, tak bahagia dengan pasangan, kebutuhan hidup tak terpenuhi, baru saja di PHK, dan seterusnya, tetapi kita masih bisa menelan ludah sendiri bukan?
# Mari, kita jangan menjadi Whiner (pengeluh abadi), melainkan jadilah Winner (pemenang) atas kehidupan ini..
“Aku hidup, aku dapat berpikir, dan tak ada seorangpun yang memiliki hak untuk menghalangiku” – Jean-Dominique Bauby.
“Untuk merayakan kehidupan, lakukan suatu kebaikan bagi orang lain” – Jean-Dominique Bauby.