a a a a a a a
logo
BANNER Banner Header Home

LIFE INSPIRATION

Makan Siang

Makan Siang
Saya masukkan koper saya di kompartemen bagasi dan kemudian duduk di kursi.. ini akan menjadi penerbangan yang panjang! “untung saya punya buku yang bagus untuk di baca.. dan mungkin saya juga akan tidur sebentar”, pikir saya. Tepat sebelum lepas landas sekelompok prajurit datang dari lorong dan memenuhi semua kursi kosong yang mengelilingi kursi saya. Saya memutuskan untuk memulai percakapan: “Kemana kalian akan pergi?” Saya bertanya kepada prajurit yang duduk paling dekat dengan saya. “Ke Great Lake Air Base, kami akan disana selama dua minggu untuk latihan khusus; dan kemudian kami ditugaskan ke Irak”, jawabnya.

Setelah penerbangan sekitar satu jam (beberapa jam sebelum tiba di Chicago), sebuah pemberitahuan bahwa makan siang dalam kantong kertas tersedia dengan harga 5 Dollar, dan saya memutuskan membeli makan siang itu melewatkan waktu. Saat mengambil dompet, saya mendengar prajurit itu bertanya kepada temannya, apakah ia berencana untuk membeli makan siang? “Tidak..! sepertinya terlalu mahal untuk makan siang dalam kantong kertas. Mungkin seharusnya tidak seharga 5 Dollar. Nanti saja menunggu sampai di Chicago.” Dan temannya itu sepakat. Saya melihat prajurit yang lain, juga tidak ada yang membeli makan siang.. lalu saya pergi ke bagian belakang pesawat dan menyerahkan uang 50 Dollar kepada pramugari; “Tolong bawakan makan siang ke semua prajurit itu”, kata saya.

Pramugari itu merangkul saya dengan erat..

Matanya berkaca-kaca karena air mata..

Ia berterima kasih kepada saya. “Anak saya adalah seorang prajurit di Irak.. saya merasa anda melakukannya untuk anak saya.” Pramugari itu menjelaskan.

Membawa sepuluh kantong makanan, ia menuju ke tempat para prajurit itu duduk. Namun ia berhenti di sebelah tempat duduk saya dan bertanya, “Mana yang paling anda suka, daging sapi atau ayam?” “Ayam”, jawab saya (dalam hati bertanya, apa maksud pramugari itu?) Pramugari itu berbalik dan pergi ke depan pesawat dan satu menit kemudian kembali dengan sebuah piring makan dari kelas satu. “Ini adalah ucapan terima kasih untuk anda.” Setelah selesai makan, saya ke bagian belakang pesawat untuk ke kamar kecil, seorang pria menghentikan saya. “Saya melihat apa yang anda lakukan, saya ingin menjadi bagian dari itu, ini ambillah,” ia menyerahkan 25 Dollar pada saya. Segera setelah saya kembali ke tempat duduk, saya melihat pilot berjalan dari lorong, melihat nomor lorong saat ia berjalan. Saya berharap ia tidak mencari saya, memang ia hanya melihat angka di sisi deretan kursi. Ketika sampai di nomor kursi saya, ia berhenti, tersenyum, dan mengulurkan tangannya, serta berkata, “Saya ingin menjabat tangan anda.” Dengan cepat saya lepaskan sabuk pengaman, saya berdiri dan meraih tangan Kapten Pilot itu. Dengan suara menggelegar ia berkata, “Saya adalah seorang prajurit dan saya adalah seorang pilot militer. Suatu ketika, seseorang membelikan saya makan siang, itu adalah tindakan kebaikan yang tidak pernah saya lupakan.”

Saya merasa malu saat tepuk tangan terdengar dari semua penumpang. Setelah semua itu, saya berjalan ke depan pesawat untuk saya meregangkan kaki. Seorang pria yang duduk sekitar enam baris di depan saya mengalurkan tangan menjabat tanganku, ia menyelipkan 25 dollar lagi di telapak tanganku.

Ketika kami mendarat di Chicago, saya mengumpulkan barang-barang saya dan mulai bersiap keluar dari pesawat.. menunggu antrean di lorong pesawat, seorang pria menghentikan saya, memasukkan sesuatu kedalam saku baju saya, berbalik, dan melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, 25 dollar lagi. Saat memasuki terminal bandara, saya melihat para prajurit tadi berkumpul untuk perjalanan mereka ke markas latihan. Saya menghampiri mereka dan menyerahkan 75 dollar itu. “Ini untuk bekal kalian beberapa hari mencapai markas, paling tidak, bisa untuk sandwich…”

Sepuluh pemuda meninggalkan penerbangan itu dengan merasakan “cinta” dan rasa “hormat” dari sesama pelancong. Saat saya berjalan cepat ke mobil, saya berdoa agar mereka semua kembali dengan selamat, sambil mengingat bagaimana kebaikan dapat bergerak seperti layaknya “bola salju” yang ketika meluncur akan semakin banyak orang yang terlibat untuk sama-sama melakukan kebaikan.

# Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan…
COMMENTS

Relatest News

Satu Jam

Satu Jam

Sir Bobby Charlton

Sir Bobby Charlton

Ego

Ego