Hati manusia memang sangat rentan dengan iri hati, karena itu iri hati dapat menghinggapi siapa saja, mulai dari anak kecil sampai orang tua, bahkan para sesepuh dan cendekiawan juga tidak luput dari sifat ini..
Iri hati muncul karena seseorang membuka diri untuk perasaan tidak senang melihat keberadaan, kelebihan, pengaruh, kedudukan atau keberhasilan orang lain. Jika kita menyimpan rasa iri hati, sama seperti kita menyimpan “sampah” yang bisa busuk dan dihinggapi bibit penyakit dan yang rugi adalah kita sendiri. Kita harus menyadari bahwa tidak ada keuntungan yang dapat diperoleh jika kita menyimpan iri hati itu. Iri hati mendorong kita untuk marah, bertengkar, membenci, menggosip, memfitnah, bahkan mencelakakan teman atau sesama yang seharusnya kita kasihi. Waspadalah dengan iri hati, jangan sampai “virus” ini menyusup ke dalam hidup kita, sebab “virus” ini sudah merasuk ke dalam hati kita, maka ia akan mencemarkan seluruh kehidupan kita. Iri hati bagaikan “kanker”, ketika ia di izinkan masuk, ia akan menggerogoti jaringan sel di dalam tubuh kita yang bisa menimbulkan penyakit yang mematikan. Ber-lapang dada-lah selalu sehingga kita bisa membuang rasa iri dalam hati dan pikiran, hidup pun lebih tenang bila kita selalu berlapang dada. Apa yang kita dapatkan belum tentu orang lain bisa mendapatkannya.
5 tips yang dapat membantu kita berhenti merasa iri dan lebih bersyukur dengan kehidupan yang kita miliki:
1. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain yang berlebihan 2. Berfokus melakukan hal-hal yang lebih penting dalam hidup sendiri. 3. Ikut berbahagia dengan kesuksesan atau pencapaian orang lain. 4. Berlapang dada menerima realitas bahwa kehidupan tiap orang tak sama. 5. Bersyukur dengan menghadirkan perasaan cukup atas kehidupan yang dijalani sendiri.
# Dengan berhentinya iri hati, hidup akan lebih tenang dan bahagia…