Tren bisnis kini berubah. Beberapa perusahaan yang basisnya menumpuk aset mulai goyah. Kini bukan jamannya lagi fokus meraup kekayaan. Sekarang jamannya membuat bisnis yang bisa berguna di komunitas. Sekarang jamannya social entrepreneurship. Dulu perusahaan memiliki paradigma menumpuk aset. Mengontrol aset tersebut membutuhkan biaya yang tinggi. Biaya ini tentu berdampak pada profit perusahaan.
Kini eranya pemanfaatan aset yang dimiliki orang lain seperti dalam bisnis model sharing economy. Hal ini seperti dijumpai di Gojek dan AirBNB. Dengan dikembangkannya platform yang memungkinkan orang-orang di society bisa berkontribusi. Ini akan menjadi tren ke depan.
Salah satu contoh social entrepreneurship seperti yang dilakukan Alibaba Group. Perusahaan ini memiliki visi dan misi mengangkat start-up kelas UKM ke market global yang selama ini dikuasai beberapa perusahaan besar. Bisnis ke depan harus punya impact ke society. Bukan saja hanya menarik, tetapi juga harus bisa dikembalikan ke society. Selain social entrepreneurship, global networking juga sangat penting, mengingat kini semua orang bisa dengan mudah melakukan bisnis. Dimana salah satu unsur penting ketika berbisnis yaitu konektivitas. Hal ini tak hanya berlaku di market local tetapi juga di market global.
#Social Entrepreneur adalah seseorang yang mampu menciptakan keuntungan yang tidak hanya berfokus pada keuntungan organisasi nirlaba, namun lebih kepada pemberdayaan masyarakat yang lebih besar dan luas melalui keuntungan organisasi tersebut.
Tujuan utama social entrepreneurship adalah menciptakan sistem perubahan yang berkelanjutan. Kunci pentingnya adalah inovasi, berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan adanya perubahan sistem social masyarakat.