Pada awal penyebaran Covid-19, Jepang memberikan paket bantuan kemanusiaan ke China. Dikotak-kotak bantuan tersebut, mereka menuliskan kutipan puisi dari zaman Dinasti Tang: “Meski berasal dari tempat yang berbeda, namun kita berada di bawah langit yang sama.” Banyak warga Negara China merasa terharu membaca tulisan pada kotak bantuan Virus Corona dari Jepang yang berisi puisi kuno yang beredar di media sosial (Februari 2020).
Puisi tersebut awalnya ditulis kembali oleh Kaisar Nagoya kepada biksu Jianzhen dari China, mengundang sang biksu dari China menyebarkan agama Buddha ke Jepang. Tindakan inspiratif ini kemudian diikuti oleh China ketika membantu negara-negara lain.
Ketika China mengirim paket bantuan ke Korea Selatan, di kotak-kotak bantuan tersebut, mereka menuliskan kutipan dari zaman Dinasti Joseon: “Pohon pinus dan pohon cemara di musim dingin, tidaklah saling melupakan satu sama lain.”
Ketika China mengirim paket bantuan ke Iran, di kotak-kotak bantuan tersebut mereka menuliskan kutipan dari zaman Persia Muslim: “Keturunan Adam adalah seperti bagian tubuh, diciptakan dari satu sumber, ketika ada bencana yang menimpa satu bagian tubuh, bagian tubuh lainnya tidaklah mungkin berdiam diri.”
Ketika China mengirimkan paket bantuan ke Jerman, di kotak-kotak bantuan tersebut, mereka menuliskan kutipan dari zaman pertengahan Jerman: “Gunung dan Lembah tidaklah bersatu, tapi berbeda dengan manusia.”
Ketika China mengirim paket bantuan ke Italia, di kotak-kotak bantuan tersebut, mereka menuliskan kutipan dari zaman Romawi kuno: “Kita adalah ombak dari laut yang sama dan bunga dari kebun yang sama.”
# Cinta itu tak berumur, tak terbatas dan tak mati. – John Gaisworth
Cinta itu seperti angin, kau tak bisa melihatnya tapi kau bisa merasakannya. – Nicholas Sparks