Rogue One: A Star Wars Story adalah
spin-off pertama dari seri utama franchise
Star Wars.
Rogue One menceritakan tentang para anggota Rebel yang berusaha untuk mencuri rencana Death Star dari markas Imperial.
Rogue One memperkenalkan karakter-karakter baru seperti Jyn Erso (
Felicity Jones), Cassian Andor (
Diego Luna), Orson Krennic (
Ben Mendelsohn), Chirrut Îmwe (
Donnie Yen) dan lain-lain. Kembali juga karakter-karakter yang pasti telah dikenal oleh para fans
Star Wars seperti Darth Vader (James Earl Jones), Bail Organa (Jimmy Smits), Mon Mothma (Genevieve O'Reilly), Grand Moff Tarkin (Peter Cushing) dan lain-lain.
Rogue One adalah bagian dari upaya Disney untuk memperluas
Star Wars Universe dengan menampilkan film-film
spin-off yang tidak terpengaruh dengan film-film utama
Star Wars. Selain
Rogue One sudah ada 2 film
spin-off Star Wars lagi yang dipastikan akan dirilis di tahun 2018 dan 2020.
PositivesFantastic Visual EffectFranchise
Star Wars selalu berusaha untuk memaksimalkan atau bahkan melebihi kemampuan teknologi perfilman yang ada. Kali ini pun tidak berbeda,
Rogue One memiliki adegan-adegan aksi yang sangat seru dan indah, sulit untuk membedakan antara CGI dan dunia nyata karena CGI yang dipakai benar-benar terpadu dengan sangat mulus.
Hal yang paling luar biasa di film ini adalah bangkitnya kembali karakter Grand Moff Tarkin yang diperankan oleh almarhum Peter Cushing. Ya, Peter Cushing memang telah meninggal di tahun 1994, tapi berkat kemajuan teknologi Cushing dapat muncul kembali di film ini. Memang Cushing tidak tampil mulus di semua adegannya, ada beberapa adegan yang terlihat sedikit
off tapi secara overall penampilan CGI ini bisa membuat era baru untuk industri perfilman. Tidak hanya Cushing yang muncul kembali dengan CGI, Carrie Fisher juga tampil muda lagi sebagai Princess Leia.
Expands the Star Wars UniverseRogue One bisa dibilang sukses memperluas
Star Wars Universe dengan menampilkan karakter-karakter dan dunia-dunia baru. Film ini juga menjelaskan salah satu misteri di trilogi original dimana bagaimana mungkin para ilmuwan Imperial merancang Death Star dengan sebuah kelemahan yang sangat fatal. Spekulasi-spekulasi yang telah berkembang banyak sejak film pertama dirilis pun banyak terjawab.
Great Third ActAwesome battle? Check,
Dramatic ending Check,
Fan-service moment Check.
Rogue One memang tidak maksimal di
act pertama dan kedua, tapi film ini memiliki
act ketiga yang sangat baik.
Climax yang sangat menegangkan dan
engaging ini pasti akan membuat para fans
Star Wars jelas gembira dengan ending yang sangat kuat ini.
Felicity Jones’ LooksShe is gorgeous, enough said. Hahaha, just kidding. Felicity Jones tampil meyakinkan sebagai bintang film
action. Jyn terlihat
tough, badass, and gorgeous at the same time. Jones juga jelas mempunyai kemampuan akting yang baik setelah mendapatkan nominasi Oscar untuk film
The Theory of Everything. Dengan modal muka yang cantik dan akting yang menawan, Jones tampaknya bisa menjadi salah satu aktris paling top di dalam waktu dekat ini.
NegativesFelicity Jones’ VoiceMungkin akan terlihat aneh kenapa saya menaruh Felicity Jones di bagian positif dan negatif. Memang saya terpesona oleh penampilan Jones yang berhasil meyakinkan saya kalau Jyn Erso adalah sosok karakter wanita yang tangguh. Hanya saja setiap kali Jyn berbicara,
image tangguh itu pun agak buyar karena suaranya yang
soft.
I know it’s nitpicking, tapi sulit bagi saya untuk merasakan perasaan semangat saat Jyn berusaha untuk menyemangati teman-temannya.
She has a convincing look, just not a convincing voice as action movie star.
Lame CharactersThis is by far the biggest problem with this movie. Entah kenapa sang sutradara Gareth Edwards tidak dapat menampilkan satu pun juga karakter baru yang layak untuk dipedulikan oleh para penonton. Sulit untuk merasakan simpati untuk para karakter baru karena minimnya
characterization. Para fans
Star Wars jelas sudah dapat menebak-nebak bagaimana nasib dari para anggota
Rogue One. Hal itulah yang membuat Gareth Edwards harus membuat fans peduli kepada karakter-karakter baru ini, hanya saja Edwards lebih memilih adegan-adegan aksi ketimbang karakterisasi. Dua karakter utama di film ini, Jyn dan Cassian, justru tidak tampil simpatik sama sekali. Memang ada beberapa karakter pendukung yang cukup simpatik, seperti Chirrut, K-2SO dan Bodhi, tapi mereka tetaplah
one-note characters yang pada akhirnya tidak cukup untuk membuat penonton merasa emosional di akhir film.
The less we talk about the villain, the better. Orson Krennic adalah salah satu villain yang paling tidak menakutkan yang pernah saya lihat. Krennic sebenarnya terlihat menjanjikan di awal film ini dimana dia terlihat sebagai penjahat yang licik. Tapi seiring berjalannya film ini, buyar sudah keseraman Krennic. Krennic hampir sepanjang film di
bully oleh Tarkin dan Darth Vader. Kalau tujuan Edwards memang untuk membuat Krennic dikasihani, maka dia berhasil karena saya justru lebih kasihan kepada Krennic dibandingkan Jyn dan Cassian di akhir film.
Required Knowledge about the Original TrilogyTidak seperti
Star Wars: The Force Awakens yang bertujuan tidak hanya untuk memuaskan fans lama tapi juga untuk mendapatkan fans baru,
Rogue One jelas ditujukan hanya untuk memuaskan fans lama. Dibutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai film pertama dari trilogi orisinal,
Episode IV – A New Hope, karena film ini tepat berada sebelum
A New Hope. Tidak ada penjelasan mengenai apa itu Imperial, Rebellion, kenapa mereka bertarung dan lain-lain. Para fans sudah harus mempunyai pengetahuan cukup tentang dunia
Star Wars untuk benar-benar bisa menikmati film ini.
OverallRogue One is an enjoyable ride for Star Wars fans, but non-fans will have a hard time understanding it. Film ini memang mampu memperluas dunia
Star Wars dan menjawab pertanyaan dan spekulasi yang muncul sejak film
Star Wars pertama muncul. Hanya saja karakter-karakter baru yang sangat lemah membuat
Rogue One tidak terasa se-emosional yang seharusnya.
Oh, one more thing. We need more Darth Vader.
Score: 6/10