Charlize Theron memang sudah tidak terlalu muda lagi, tetapi dedikasi serta kemampuan fisiknya di Atomic Blonde sangatlah memukau. Film ini mengisahkan Charlize sebagai mata-mata di era perang dingin.
Atomic Blonde diangkat dari sebuah novel grafis yang berjudul The Coldest City, menceritakan seorang mata-mata handal bernama Lorraine (Charlize) yang bertugas menemukan agen penyusup dan mengakhiri perang.
Berbeda dengan film spy yang bersetting modern seperti James Bond, film ini mengambil setting tahun 80-an, pada event kejatuhan tembok Berlin. Hal tersebut juga ikut menambah keunikan film ini.
Film ini juga diperankan oleh James Macavoy, Toby Jones, John Goodman, Bill Skaarsgard, Sofia Boutella, serta beberapa aktris dan aktor senior lainnya. Film ini disutradarai oleh David Leitch yang juga baru saja selesai dengan Deadpool 2.
Meskipun tidak terlalu sukses, tapi film ini memberi jalan untuk genre action dengan tokoh sentral wanita yang powerful dan garang. Film ini bahkan sering dibandingkan dengan trilogi (nantinya) John Wick.
Mari kita lihat review selengkapnya.
Positives
Action Scenes
Adegan laga dan fight satu lawan satu serta close up merupakan menu utama film ini. Tidak ada shaky cam, semua adegan laga terlihat dengan jelas dan dieksekusi dengan sempurna. Setiap gerakan terasa nyata dan mampu membuat penonton tidak bisa tenang melihat Lorraine menghajar satu persatu lawannya.
Visual & Music
Warna yang ditampilkan dalam film Atomic Blonde ini cenderung gelap dan dingin, tampaknya hal ini menyesuaikan dengan komiknya. Tapi hal ini juga yang membuatnya memiliki tampilan yang berbeda dari film action lainnya. Selain itu berbagai music elektro 80’s juga secara tidak langsung mempertahankan mood dan tema sepanjang film. Apalagi jika Anda penggemar musik disko 80’an, Atomic Blonde seperti playlist dance musik dari era tersebut.
Negatives
Plot
Sayangnya, plot yang simpang siur tidak dapat dipahami dengan mudah. Ada cukup banyak kilas balik yang saling bertubrukan yang cukup membingungkan. Cerita latar Atomic Blonde tidak cukup kuat untuk membantu menopang cerita diantara karakternya, seperti Deadpool contohnya.
Kesimpulan
Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan John Wick, tapi Atomic Blonde sedikit miss dengan story-nya. Tapi dari sisi style, visual, music, dan adegan laga, Atomic Blonde jelas tidak kalah dengan film action manapun. Untuk Anda yang suka dengan adegan laga yang brutal serta violence sejenis dengan John Wick, maka film ini jelas untuk Anda. Walaupun cerita dan plotnya tidak biasa, tapi film ini masih sangat menghibur dengan akting para aktor dan adegan laganya. Bagaimana dengan sekuel? Sejauh ini semua tim produksi, aktor hingga sutradara Atomic Blonde antusias untuk melanjutkan cerita Lorrain tersebut. Walaupun tidak dapat dipastikan kapan mengingat adanya kemungkinan Deadpool 3 yang juga akan disutradarai oleh David. Namun sudah ada pembicaraan untuk AB 2 dengan para cast dan sutradara, kita tunggu saja tanggal rilisnya.