Kasus bunuh diri di Singapura melonjak hampir 26 persen tahun lalu ke level tertinggi sejak tahun 2000. sebanyak 476 orang pada tahun 2022, naik dari 378 di tahun sebelumnya. Tingkat bunuh diri tercatat pada kaum muda berusia 10-29 tahun dan orang tua berusia 70-79 tahun, sangat memprihatinkan, kata pusat pencegahan Samaritans of Singapore (SOS).
Sungguh sulit dipercaya bahwa berita ini datang dari Singapura. Ini memberikan pesan kepada kita semua; orang yang bunuh diri sesungguhnya bukan karena mereka berani mati, melainkan justru mereka tidak berani menghadapi kehidupan ini sebagaimana adanya. Pendidikan, berbagai seminar, program motivasi yang ada saat ini kebanyakan hanya mengajarkan bagaimana membangun mimpi dan berupaya mewujudkan keinginan sebagai tanda kesuksesan hidup, agar tidak tertinggal dari yang lain.
# Padahal “kesuksesan hidup” yang terpenting adalah pada saat kita bisa berkomunikasi secara baik dengan diri sendiri, keluarga, teman, dan lingkungan pada berbagai kondisi hidup, ssehingga dapat menerima dan menjalani hidup bersama sebagaimana adanya secara alamiah..