Saat musim semi, kereta K 529 jurusan Hangzhou menuju Chengdu, Tiongkok sangat lah padat. Seorang kakek yang duduk di dekat jendela, menceritakan kisah beruntungnya kepada seorang wanita disebelahnya. Ternyata, kakek tersebut membeli tiket berdiri (tanpa tempat duduk). Sebab itu dia datang lebih pagi supaya kebagian kursi, ada sebuah kursi kosong. Ia beruntung sampai kereta mulai berjalan tidak ada satupun penumpang pun yang memiliki tiket kursi tersebut. Karena sangat padat, orang berdiri berdesakkan disamping kakek ini, termasuk seorang wanita muda belum 20 tahun – tapi terlihat sangat kurus dan lemah. Ia kelihatan capai terjepit penumpang lain. Melihatnya, kakek ini bertanya: “Berdiri seperti ini pasti sangat lelah, kamu harusnya seperti aku, datang lebih pagi dan cari tempat duduk. Tujuanmu kemana?” “Aku tidak apa-apa kek. Aku turun di Jingmen.” “Wah, kalau begitu besok sore baru sampai ya? Bagaimana mungkin terus berdiri selama itu?” Tanya kakek sambil menggelengkan kepalanya, tanda khawatir. Setelah lewat beberapa saat, kakek berkata kepada wanita tersebut: “Begini, sebentar lagi aku akan turun. Kamu duduk saja di kursi ku”. “Baik, terimakasih kakek!” jawab wanita tersebut dengan tersenyum, terpancar rasa bersyukur dari wajahnya. Setelah lewat beberapa saat, petugas datang memeriksa tiket. Ketika melihat tiket wanita itu, ia heran dan bertanya: “Inikan tiket dengan kursi, mengapa berdiri?” Wanita tersebut tersenyum: “Kakek ini lebih membutuhkan kursi daripada aku.”
“Apakah kamu ada memberitahunya?” “Bagaimana mungkin aku mengatakannya. Ia tidak akan duduk dengan tenang.” Jawab wanita tersebut. Petugas itu tersentuh, dan dengan perlahan ia berkata: “ikut aku ke kantin, aku bantu kamu carikan kursi.” Wanita itu kemudian menunduk, mengambil sebuah tongkat dari bawah kursi. Melihat itu semua orang sangat terkejut dan terharu. Gadis cacat mengorbankan tempat bagi seorang kakek, tanpa mengharap pujian…