LIFE INSPIRATION
LQ: Love Quotient
Selain kecerdasan intelektual (IQ) dan emosional (EQ), seseorang membutuhkan Love Quotient (LQ) untuk bisa sukses dalam usaha.
IQ dibutuhkan untuk mengetahui benar-benar apa yang akan dikerjakan dan EQ diperlukan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam melakukan suatu pekerjaan.
“Tetapi kalau anda ingin dihormati, anda harus memiliki LQ atau the IQ of love”, kata Jack Ma dalam sebuah diskusi di sela-sela pertemuan tahunan IMF – Bank Dunia di Nusa Dua Bali, LQ menekankan pada aspek kepedulian dan empati, sesuatu yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh mesin.
Sejauh ini, belum ada definisi gamblang untuk LQ ini, tetapi menurut Jack Ma, LQ ini mengukur kapasitas orang untuk mendekati dan bersikap baik kepada orang lain, seolah-olah orang lain itu adalah keluarganya. Jack Ma meyakini bahwa LQ ini adalah kapasitas manusia yang tertinggi yang justru merupakan kekuatan kita untuk menang terhadap mesin tercanggih apapun.
LQ bisa dikembangkan melalui dua cara. Pertama, kita perlu memperluas pemahaman mengenai cinta dan karakteristiknya. Kemudian, mempraktikkannya dengan intensif, mulai dari diri sendiri, baru meluas ke orang di sekitar dan kemudian ke teman kerja, pelanggan, dan orang asing. Seseorang yang sudah cukup mencintai diri sendiri, lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihannya, barulah siap memberi. Ia tidak lagi berfokus pada dirinya, bagaimana ia dipandang oleh orang lain. Rick Stanton dan John Volanthen adalah dua relawan penyelam yang mempertaruhkan hidupnya untuk menemukan 13 orang yang terperangkap di Gua Tham Luang, Thailand. Sepanjang proses penyelamatan, mereka terlihat fokus bekerja dan sedikit sekali berbicara di depan wartawan yang penasaran. Dasar dari pengorbanan yang dilakukannya adalah rasa cinta, bukan sekadar membentuk citra diri. Inilah yang membedakan seseorang dengan Love Quotient (LQ) yang tinggi dengan yang tidak.
# To gain success, a person will need high EQ; if you don’t want to lose quickly, you will need high IQ, and if you want to be respected, you need high LQ – the IQ of love.
IQ dibutuhkan untuk mengetahui benar-benar apa yang akan dikerjakan dan EQ diperlukan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam melakukan suatu pekerjaan.
“Tetapi kalau anda ingin dihormati, anda harus memiliki LQ atau the IQ of love”, kata Jack Ma dalam sebuah diskusi di sela-sela pertemuan tahunan IMF – Bank Dunia di Nusa Dua Bali, LQ menekankan pada aspek kepedulian dan empati, sesuatu yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh mesin.
Sejauh ini, belum ada definisi gamblang untuk LQ ini, tetapi menurut Jack Ma, LQ ini mengukur kapasitas orang untuk mendekati dan bersikap baik kepada orang lain, seolah-olah orang lain itu adalah keluarganya. Jack Ma meyakini bahwa LQ ini adalah kapasitas manusia yang tertinggi yang justru merupakan kekuatan kita untuk menang terhadap mesin tercanggih apapun.
LQ bisa dikembangkan melalui dua cara. Pertama, kita perlu memperluas pemahaman mengenai cinta dan karakteristiknya. Kemudian, mempraktikkannya dengan intensif, mulai dari diri sendiri, baru meluas ke orang di sekitar dan kemudian ke teman kerja, pelanggan, dan orang asing. Seseorang yang sudah cukup mencintai diri sendiri, lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihannya, barulah siap memberi. Ia tidak lagi berfokus pada dirinya, bagaimana ia dipandang oleh orang lain. Rick Stanton dan John Volanthen adalah dua relawan penyelam yang mempertaruhkan hidupnya untuk menemukan 13 orang yang terperangkap di Gua Tham Luang, Thailand. Sepanjang proses penyelamatan, mereka terlihat fokus bekerja dan sedikit sekali berbicara di depan wartawan yang penasaran. Dasar dari pengorbanan yang dilakukannya adalah rasa cinta, bukan sekadar membentuk citra diri. Inilah yang membedakan seseorang dengan Love Quotient (LQ) yang tinggi dengan yang tidak.
# To gain success, a person will need high EQ; if you don’t want to lose quickly, you will need high IQ, and if you want to be respected, you need high LQ – the IQ of love.
COMMENTS
RELATED LIFE INSPIRATION
KegagalanSoichiro Honda berkata, "Apa yang orang lihat dari kesuksesan saya hanya 1%, tapi 99% yang tidak terlihat adalah kegagalan saya".
