Seorang petani sungguh mendapat karunia duniawi. Dia adalah pemilik beberapa kebun anggur yang luas. Dia tidak mempunyai masalah kecuali ketiga anaknya yang tidak suka bekerja.
Ia sudah tua, petani itupun menyadari bahwa pada suatu hari ia akan meninggal dan kebun anggurnya akan diserahkan kepada anak-anaknya. Namun, itu tidak akan berguna kecuali anak-anaknya mau bekerja keras untuk mendapatkan hasil.
Pada suatu hari petani itu memanggil anak-anaknya untuk diberi pesan, demikian katanya, "Sesudah aku meninggal, segala sesuatu yang kumiliki adalah milikmu. Didalam kebun anggur itu, kamu akan menemukan satu harta berharga. Itu juga milikmu." Sesudah itu petani itupun meninggal. Setelah berbelasungkawa beberapa lama, anak-anak petani itu memikirkan untuk menemukan harta terpendam didalam kebun itu. Mereka sepakat jika menemukan harta itu akan membaginya sama rata diantara mereka. Mereka berpikir bahwa harta terpendam itu berupa emas atau perak ataupun mungkin dapat berupa batu-batu permata yang berharga. Mereka mulai bekerja dengan semangat baja. Mereka pun bekerja keras. Namun, betapapun rajinnya mereka menggali di sekitar pohon-pohon anggur, tidak ada satupun harta yang ditemukan. Karena kecewa, anak-anak itu berhenti menggali. Mereka sependapat bahwa ayah mereka keliru. Namun beberapa saat kemudian, pohon-pohon anggur itu berbuah dengan sangat lebat. Semakin lama buah-buah itu semakin besar dan banyak.
Akhirnya mereka menyadari bahwa panen yang baik itu adalah hasil dari kerja keras mereka menggali tanah untuk mencari harta. Ketika mereka menjual hasil panen dan mendapat banyak uang, anak-anak itu memahami apa yang dimaksud oleh ayah mereka. Harta itu adalah hasil panen yang baik, yang hanya bisa diperoleh dengan kerja keras. Hanya dengan kerja keras baru dapat menghasilkan sesuatu yang besar.