Hubungan antar manusia yang paling tinggi levelnya, yang terus diajarkan dari generasi ke generasi, diajarkan sejak balita dan menjadi kiblat orang Jepang adalah "Empati".
Empati atau memposisikan diri menjadi "orang lain" (memposisikan diri kita menjadi lawan biasa).
Kalau sedang berbicara dengan orang tua, cobalah untuk menjadi orang tua yang sering "kebingungan" itu.
Sedang berbicara dengan "anak anda", maka jelmakan diri anda menjadi seperti anak juga.
Sedang berbicara dengan customer maka menjelmalah menjadi dia terlebih dahulu.
Sedang berbicara dengan sahabat atau musuh, maka jadikanlah diri anda menjadi mereka terlebih dahulu dan bila anda menjadi dia, "apa yang ingin anda dengarkan ?"
Kenapa dompet yang terjatuh di kereta Jepang, kemungkinan besar akan balik ke pemiliknya ?
Karena yang menemukan langsung akan berpikir, bila uang di dompet saya ambil. Jangan-jangan yang punya tidak memiliki uang lagi, pasti akan bingung dan stress. Bisa saja nanti akan dimarahi istri, anak-anak akan kelaparan dll karena perbuatan saya tidak mengembalikan dompet tersebut kepada yang punya. Ya, mereka selalu berpikir tentang empati.
Itulah negara Jepang adalah negara yang aman karena sejak kecil sudah diajarkan empati.
1. Yang ketahuan korupsi, bunuh diri karena malu 2. Pejabat yang merasa gagal akan mundur, karena dia pakai kacamata rakyatnya 3. Wanita pulang kerja malam hari terjamin keamanannya, karena para pria berpikir bagaimana kalau itu adik, anak atau istri saya
Milikilah ilmu orang Jepang yaitu memiliki empati.