Alkisah hiduplah bunga anggrek di sebuah hutan. Anggrek ini hidup dengan menempel pada pangkal batang pohon yang besar…
Si anggrek merasa senang bersama si pohon besar, karena selain ia bisa terlindung dari teriknya panas ia juga mendapat supply makanan dari si pohon. Pada suatu malam terjadi hujan lebat yang disertai petir. Petir itupun menyambar si pohon besar… dan pohon itupun hancur berantakan… Anggrek menangis karena bingung akan masa depan hidupnya. Daun yang tadinya lebat kini hanya tinggal beberapa saja. Batang yang tadinya besar dan kokoh kini tinggal beberapa batang kecil.
“Mengapa ini harus terjadi? Kini siapa lagi yang akan melindungi ku?” Teriak si anggrek, sambil menangis sekeras-kerasnya.
Pohon besar itupun menyapa sahabat kecilnya, “Hei anggrek janganlah kau menangis, aku pun mengalami hal sulit yang sama, namun aku tetap bersyukur. Walaupun kini aku hanya memiliki beberapa daun dan batang aku yakin aku masih bisa bertahan hidup dan tumbuh walaupun tidak sesempurna dulu. Begitu juga denganmu, lihatlah kilau mentari kini langsung mengenaimu, selain itu embun yang menempel ditubuhmu akan membuatmu tambah subur, cantik dan berbunga lebih banyak. Si anggrek pun tersentak dengan perkataan si pohon dan sadar ternyata masih ada hal yang bisa disyukuri. Anggrek sadar bahwa dari setiap musibah selalu ada pelajaran dan hikmah dibalik itu semua.