Adversity quotient adalah bentuk kecerdasan selain IQ, SQ dan EQ. AQ adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup, dalam hal ini tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap kesulitan hidup. AQ berarti bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika menghadapi masalah.
Hakikat Kecerdasan Adversity
Agar dapat bersaing dengan orang-orang, kita harus memiliki sebuah keterampilan lain yang membuat kita berbeda dari orang lain dan mungkin hal ini juga yang dapat menjadi ciri khas dari diri kita. Kemahiran kita dalam kesiapan menghadapi tantangan adalah salah satu yang mendukung kita menjadi sukses. Jika seseorang yang memiliki AQ lebih tinggi maka dia cenderung tidak akan menyalahkan orang lain karena dia merasa bahwa kegagalan yang dia lakukan adalah bagian dari kesuksesan yang tertunda dan dia juga merasa bahwa dia siap untuk menghadapi tantangan yang akan ditemukan serta siap untuk menyelesaikan masalah yang akan dia hadapi.
Peranan AQ Dalam Kehidupan
Jika seseorang yang memiliki IQ tinggi namun tidak diimbangi dengan EQ atau kecerdasan lainnya, maka orang tersebut kemungkinan sukses menjadi lebih kecil. Dari hasil penelitian Stoltz (2005), ditemukan orang-orang yang memiliki AQ tinggi adalah orang-orang yang paling memiliki motivasi, merespon kesulitan secara lebih optimis, lebih konstruktif, bersedia mengambil banyak resiko, bersedia melakukan perbaikan-perbaikan terus menerus untuk bisa bertahan hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Beberapa cara-cara untuk meningkatkan AQ adalah:
- Tidak terlalu memasukkan dalam hati, tatkala sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi (don’t take it personally). Jadi ketika dihina, dikata-katai ataupun tatkala ada peristiwa yang tidak menyenangkan terjadi, jangan membiarkan diri terus terluka oleh kejadian itu, segera mengatasinya dan cepat bangkit kembali.
- Melokalisasi masalah dan tidak membiarkan masalah sampai mengganggu aspek-aspek lain dalam hidup. Misal ketika ada masalah di tempat kerja, jangan membiarkan masalah itu mengganggu keluarga ataupun kesehatan sendiri.
- Menyadari bahwa masalah ini tidak akan selamanya terjadi. Seperti pepatah “Badai Pasti Berlalu”. Contoh tatkala memiliki atasan yang tidak menyenangkan, dengan berfikir-fikir, “Tenang, tidak selamanya orang ini akan jadi atasan saya.” Dengan pikiran yang demikian membuat tetap tabah dan tetap optimis bahwa semua permasalahan akan berubah nantinya.
Dengan AQ, seseorang diukur kemampuannya dalam mengatasi setiap persoalan hidup. Faktor dominan pembentuk AQ adalah sikap pantang menyerah. AQ akan menjadi faktor penentu sukses, jika orang lain gagal, sementara kesempatan dan peluang yang dimiliki sama.