Seringkali tempat dimana kita tinggal dapat mempengaruhi kebahagiaan. Bisa jadi itu karena iklimnya yang nyaman, penduduknya yang ramah, atau sistem di negara tersebut yang membuat warganya hidup tenang.
Dan Buettner dalam bukunya “The Blue Zones of Happiness,” menemukan bahwa beberapa negara memiliki lebih banyak penduduk yang bahagia dibanding negara lain. Alasan mereka lebih bahagia antara lain karena adanya jaminan hidup layak dan fasilitas gratis, jenjang kehidupan yang jelas, serta interaksi sosial yang banyak.
Ia mendapatkan hasil tersebut berdasarkan berdasarkan penelitian yang dilakukannya melalui jajak pendapat dari Gallup Eurobarometer dan Latinobarometro.
Inilah 3 negara dengan penduduk paling berbahagia menurut penelitian Dan Buettner, serta apa yang bisa kita pelajari dari 3 negara ini.
Denmark
Di Denmark, kata Buettner, warga dibayar untuk kuliah, mendapat perawatan kesehatan gratis, mendapatkan bayaran dan cuti hamil selama 10 bulan untuk pria dan wanita, dan berhak mendapatkan dana pension.
“Anda hanya perlu mengejar pekerjaan mengejar pekerjaan yang anda cintai”, papar Buettner.
Meski demikian, agar menjadi lebih bahagia, Buettner menyarankan agar kita mencari pekerjaan yang sesuai dengan kesukaan kita “Luangkan waktu untuk memikirkan tujuan hidup anda” kata Buettner.
Singapura
“Singapura menawarkan jalan yang sangat jelas menuju kesuksesan”, kata Buettner. Inilah yang memberi ketenangan saat warga menjalani hidupnya.
Di negara kecil ini, orang tidak perlu berpikir soal macam-macam. Mereka cukup memilih sekolah yang akan dimasuki, pekerjaan yang harus didapatkan, tipe pasangan yang harus dinikahi, atau klub yang ingin diikuti. Yang perlu dilakukan adalah menjalaninya. Selama kita tetap rendah hati dan giat bekerja, maka stabilitas keuangan dan status sosial kita akan terjaga. Beberapa orang mungkin lebih menghargai kebebasan daripada stabilitas. Namun, Buettner mengatakan bahwa stabilitas memberikan rasa ketenangan dan rasa aman. Bila kekhawatiran berkurang, maka kebahagiaan lebih mudah dicapai.
Costa Rica
Buettner mengatakan bahwa Costa Rica menawarkan tingkat kebahagiaan sehari-hari tertinggi di dunia. Sumber kebahagiaan tersebut umumnya berkaitan dengan keluarga, agama dan interaksi sosial.
“Penduduk Costa Rica berinteraksi social secara tatap muka 5-6 jam setiap hari”, ucapnya. Buettner juga mengatakan bahwa penduduk Costa Rica secara teratur berkumpul untuk menonton pertandingan sepak bola, konser dan pesta barbeque. Mereka juga tidak pernah melewatkan acara makan bersama keluarga di akhir pekan.
Rupanya interaksi langsung dengan orang lain – bukan melalui gadget – membuat orang lebih bahagia dan mampu menghasilkan komunikasi dan saling pengertian yang mendalam sehingga orang benar-benar merasa memiliki banyak teman.
“Karenanya mulailah sering makan bersama teman, ngopi dan nonton acara olahraga atau konser musik bersama teman-teman dan melakukan kegiatan lain bersama.” ucapnya.