Alkisah, di sebuah daerah ada kompetisi antara 2 orang penebang kayu, yang satu masih muda dan seorang lagi penebang kayu tua yang berpengalaman. Peraturan dari kompetisi ini cukup sederhana yaitu siapa yang bisa menebang pohon paling banyak dalam satu hari adalah pemenang.
Si penebang kayu muda sangat bersemangat, ia tidak mau kalah kepada si penebang kayu tua. Ia dengan semangat pergi ke dalam hutan untuk mulai bekerja. Pada saat ia bekerja, ia bisa mendengar penebang kayu tua yang bekerja di bagian lain dari hutan. Satu per satu kayu pohon itu berjatuhan, dan setiap ia berhasil menebang menebang pohon, ia semakin yakin bahwa ia akan menang di kompetisi itu. Dia bekerja sepanjang hari dan meskipun hari sudah menjelang malam ia tidak berhenti kerja. Secara berkala suara pohon jatuh karena ditebang oleh penebang tua. Setelah beberapa kali mendengar pohon jatuh hasil tebangan, suara tersebut akan berhenti sejenak. Hal ini menandakan bahwa penebang tua itu sedang beristirahat. Mengetahui bahwa penebang tua tersebut sedang beristirahat, maka penebang muda ini semakin semangat untuk terus menebang pohon dan tidak beristirahat, karena memang ia unggul dalam hal kekuatan dan stamina. Satu hari telah berlalu dan sampailah pada penilaian kompetisi tersebut. Sambil menunggu hasil dari dewan juri, penebang kayu muda tersebut tersenyum karena merasa yakin dia telah menang. Karena dia telah bekerja tanpa istirahat untuk menebang pohon di hutan tersebut.
Seorang juri berdiri dan membacakan hasilnya. Ketika mendengar hasilnya dibacakan, si penebang kayu muda sangat terkejut mendengar jumlah pohon yang di tebang oleh penebang tua tersebut. Jumlah pohon yang ditebang oleh penebang tua jauh lebih banyak dari penebang muda. Penebang tua dinyatakan sebagai pemenang kompetisi tersebut. Seraya tidak percaya penebang muda tersebut, tertunduk menghadap ke tanah. Setelah beberapa saat ia mencoba berdiri dan menghampiri penebang kayu tua, dan bertanya, “Bagaimana caranya anda bisa menebang pohon sebanyak itu?? Saya sudah mengeluarkan sepenuh tenaga dan tanpa istirahat terus menebang pohon di hutan tersebut. Terlebih lagi, saya lebih kuat dan lebih bugar daripada anda orang tua.” kata penebang muda kepada penebang tua.
Mendengar pernyataan si penebang muda tersebut, penebang tua berkata dan menjelaskan,
“Nah, disinilah masalahnya, mungkin awalnya anda bisa menebang pohon lebih banyak dari saya. Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Tapi saya setiap jam, mengambil waktu untuk beristirahat dan mengasah kapak saya.” Kata penebang tua yang berpengalaman tersebut.
Mendengar nasehat tersebut, penebang yang masih muda mengangguk-anggukkan kepala dan mengucapkan terima kasih, si penebang yang muda berlalu dari hadapan penebang tua untuk mulai mengasah kapak.
# Sama dengan si penebang muda, kita sering kali hidup dalam rutinitas dari pagi hingga malam hari, sampai-sampai kita lupa mengasah kapak kita sendiri. Kita selalu menyibukkan diri dan melupakan hal-hal yang juga sama pentingnya untuk kehidupan kita. Kita bisa mengasah kapak kita dengan berkumpul dengan keluarga, bersosialisasi dengan orang lain, memiliki waktu yang berkualitas untuk diri sendiri atau kita dapat melakukan kegiatan yang bisa membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.