a a a a a a a
BANNER Banner Header Home
LIFE INSPIRATION

Susi Susanti

Susi Susanti
Lucia Francisca Susi Susanti dilahirkan di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971 adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia. Tak mudah untuk menjadi seorang juara. Banyak proses yang harus dilalui dengan kerja keras. Kegigihan dan kedisiplinan mengantarkannya menjadi legenda bulutangkis Indonesia dengan menjuarai berbagai turnamen tingkat dunia. Susi Susanti dikenal sebagai pemain bulutangkis putri yang dikenal memiliki sikap tenang saat bertanding. Bahkan ia pun mampu mengendalikan emosi saat bertanding meskipun telah tertinggal jauh dari lawannya. Tak ada kata menyerah baginya. Tentu sikap mental dan sikap Susi tak lepas dari kualitas teknis permainannya. Susi memiliki kelebihan yang sempurna dari sisi pukulan komplit, fisik kuat dan kecepatan. Itu semua dibangun sejak masih kecil, sejak sekolah dasar (SD). Orangtua Susi sangat mendukung Susi menjadi atlet bulutangkis.

Susi pindah dari Tasikmalaya ke Jakarta ketika masih duduk di bangku 2 SMP dan berpikir untuk serius di dunia bulutangkis. Susi pun masuk sekolah atlet dan tinggal di asrama. Tinggal di asrama, Susi harus disiplin, memiliki jadwal latihan yang sangat padat. Enam hari dalam seminggu dari pagi sampai malam. Pada usia 16 tahun, Susi menjuarai World Championship Junior pada tahun 1987 di kategori tunggal putri, ganda putri dan campuran. Pada tahun 1988, Susi kembali menjuarai pada nomor tunggal putri dan ganda putri. Fantastis, Susi meraih 5 kali juara junior tingkat dunia. Di ajang turnamen Indonesia terbuka Susi 5 kali juara. Susi menjuarai All England sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1990, 1991, 1993 dan 1994 dan menjadi juara dunia di tahun 1993.

Namun Susi menjadi kebanggaan rakyat Indonesia terjadi pada tahun 1992, Susi berhasil menjadi juara tunggal putri cabang bulutangkis di Olimpiade Barcelona, Spanyol, Selasa tanggal 4 Agustus 1992. Di hari itu, Susi Susanti berhasil menorehkan nama Indonesia di panggung Internasional dengan merebut medali emas di ajang Olimpiade Barcelona; Susi menjadi peraih emas pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade. Di samping itu Alan Budikusuma yang saat itu adalah calon suami Susi juga berhasil menjadi juara di tunggal putra sehingga banyak media menjuluki mereka sebagai “Pasangan Emas Olimpiade”, dimana julukan itu akhirnya menjadi kenyataan pada 9 Februari 1997. Memasuki tahun 1997, saat mulai regenerasi pemain muda, Susi mulai mengundurkan diri dari dunia bulutangkis. Penghargaan yang diperoleh oleh Susi adalah Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama 1992 dan The Badminton Hall of Fame 2004. Kisah Susi Susanti dibuat menjadi film Susi Susanti Love All (2019).

# Untuk menjadi seorang juara, bakat saja tidak cukup, butuh kerja keras, kedisiplinan dan pantang menyerah.
COMMENTS

RELATED LIFE INSPIRATION

KegagalanKegagalan
Soichiro Honda berkata, "Apa yang orang lihat dari kesuksesan saya hanya 1%, tapi 99% yang tidak terlihat adalah kegagalan saya".
HappyHappy
If you want to be happy for an hour, take a nap;
If you want to be happy for a day, go fishing;
True FriendsTrue Friends
True friends say good things behind your back